Mikrobiologi On the Blog’s
PEWARNAAN DIFERENSIAL
Salah satu jenis pewarnan bakteri yang tergolong dalam pewarnaan differansial adalah pewarnaan gram. Pewarnaan ini ditemukan oleh seorang ahli baktetiologi Denmark yang bernama Christian Gram yang secara kebetulan menemukan suatu pewarnaan bertingkat yanag dinamakan Pewarnaan Gram.
Pewarnaan gram memilah bakteri menjadi 2 kelompok, yakni Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri gram positif berwarna ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah. Perbedaan hasil dalam pewarnaan tersebut disebabkan perbedaan struktur, terutama sususnan dinding sel kedua kelompok bakteri tersebut. Karena kemampuaanya membedakan suatu kelompok bakteri tertentu dengan kelompok lainnya, pewranaan gram juga disebut Pewarnaan Diferensial (Waluyo,2008).
Mengapa terdapat perbedaan warna bakteri gram negatif dan bakteri gram positif???
Bakteri gram negatif dan gram bakteri gram positif memiliki susunana dinding sel yanag berbeda. Bakteri gram Negatif memiliki susunan dinding sel yang mengandung lipid, lemek, dan substansi lemak dalam persentase tinggi dan peptidoglikan lebih sedikit serta dinding sel lebih tipis. Sebaliknya, bakteri gram positif memiliki susunan dinding sel yang mengandung lipid, lemak, dan substansi lemak dalam persentase rendah dan lapisan peptidoglikan lebih banyak serta dinding sel lebih tebal.
Menurut Pelczar dan Chan (1988), perbedaan-perbedaan yang nyata dalam komposisi dan struktur dinding sel antara bakteri gram negatif dan bakteri gram positif, diyakini bahwa perbedaan dinding sel itulah yang menyebabkan kedua kelompok bakteri ini memberi respon terhadap perlakuan dan bahan, seperti pada pewarnaan gram dan antibiotik tertentu.
Bagaimana proses penyerapan warna pada pewarnaan gram????
Selama prosedur pewarnaan, perlakuan dengan etanol (Alkohol) terhadap bakteri gram negatif menyebabkan terekstraksinya lipid sehingga memperbesar daya rembes atau permeabilitas dinding sel bakteri gram negatif. Jadi kompleks Ungu-Yodium yang telah memasuki dindidng sel selama langkah awal pada proses pewarnaan dapat diekstraksi, sehingga bakteri gram negatif kehilangan warna tersebut. Bakteri gram negatif mengandung peptidoglikan sedikit dan peptidoglikan ini mempunyai ikatan silang yang jauh kuarang ekstensif, sehingga pori-pori cukup besar walaupun telah diberi perlakuan etanol, sehingga dapat menyerap reagen safranin dengan baik sehingga menyebabkan bakteri barwarna merah. Sebaliknya, karena lipidnya rendah, dinding sel bakteri gram positif menjadi terhidrasi selama perlakuan dengan etanol (Alkohol), pori-pori mengecil, permeabilitas kurang, dan kompleks Ungu- Yodium yang telah telah memasuki dinding sel tidak dapat terekstrasi (tetap berada dalam sel) sehingga menyebabkan bakteri berwarna ungu.
Dalam proses pelaksanaan pewarnaan gram, kita harus benar-benar teliti dalam unjuk kerja, serta penentukan lama waktu pemberian bahan maupun reagen untuk pewarnaan. Hal ini lah yang menjadi penentu keberhasilan dalam melaksanakan pewarnaan.

PEWARNAAN NEGATIF
Teknik pewarnaan ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Berbeda dengan pewarnaan lain, pada pewarnaan negatif, olesan tidak dilakukan pemanasan atau fiksasi pada nyala bunsen maupun perlakuan dengan bahan kimia lainnya. Pewarnaan negatif menyebabkan mikroba kelihatan transparan (tembus pandang) dan tampak jelas terpisah diantara medan yang gelap karena pewarna yang diberikan tidak mampu menenbus sel mikroba. Sehingga mikroba tampak terang pada saat pengamatan.
Waluyo (2008), menjelaskan bahwa tinta yang dipakai dalam pewarnaan negatif adalah negrosin. Berhasil atau tidaknya pewarnaan ini tergabtung pada:
1. Kaca objek harus benar-benar bersih
2. Jumlah nigrosin yang digunakan menentukan keberhasilan pewarnaan.
3. Campuran Mikroorganisme harus digesekkan diatas kaca objek, bukan sekedar didorong.
Kesalahan yang sering dilakukan pada saat pewarnaan Negatif adalah preparat terlalu tebal atau terlalu tipis. Bila preparat terlalu tabal menyebabkan lingkunagn sekitar bakteri gelap dan mikrobe tidak dapat dibedakan dengan lingkunga sekelilingnya. Sebaliknya, bila preparat terlalu tipis, tidak terjadi kontras yang tajam antara mikrobe dengan lingkungan sekaitar.
“ Hidup ini tidak semudah yang kita bayangkan,,,,,karena tidak ada yang mudah dilalui hanya dengan angan-angan. Lalui hari-hari dengan usaha yang nyata, tidak hanya dengan merenung,,,karena renungan tidak akan mengubah keadaan……..”
bY:
Hendra Budiono, S.Pd
Daftar Pustaka
Pelczar, Jr. M. J., Chan, E.S.C. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Terjemahan R.S. Hadioetomo., T. Imas., S. S. Tjitrosomo., S. L. Angka., UI- Press. Jakarta.
Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UMM-Press.